BCN Indonesia – Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama 2 tahun terakhir terbukti menghambat interaksi sosial dan mobilitas masyarakat. Namun dalam waktu bersamaan, pertumbuhan sektor digital semakin kuat.
Hal ini pun diamini Direktur Eksekutif Lippo Grup, John Riady. Katanya, selama pandemi berlangsung investasi Lippo Grup di ranah digital yakni PT Multipolar Tbk (MLPL) sangat agresif.
MLPL menjadi anak usaha dengan pertumbuhan yang cukup tinggi. Sampai kuartal II/2021, Multipolar telah mencatatkan laba bersih dan mengalami peningkatan pendapatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Laba bersih perseroan mencapai Rp 371 miliar pada periode tersebut,” kata Jhon dalam keterangan resmi yang diterima merdeka.com, Jakarta, Senin (10/1).
Kinerja itupun mengungkit kapitalisasi pasar MLPL. Selama setahun, tingkat kenaikan harga saham MLPL mencapai 421,13 persen. Harga saham MLPL pada awal Januari Rp 57 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 827 miliar. Sementara awal Desember 2021 sempat melambung hingga Rp5,8 triliun.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, valuasi ekonomi digital pada 2021 mencapai Rp 1.005 triliun atau USD 70 miliar. Sementara dari riset Google terbaru, perekonomian digital Indonesia pada 2025 diproyeksi menyentuh USD 146 miliar.
Apalagi, lanjut John salah satu kekuatan utama ekonomi nasional masih disumbangkan oleh konsumsi domestik. Artinya, secara struktur perekonomian nasional saat ini sangat ampuh untuk melaju meskipun masih terdapat pandemi yang mengintai.
“Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara kawasan yang mempunyai ekosistem digital terbesar, hal inipun semakin ditopang pemulihan daya beli masyarakat. Walaupun kredit perbankan melambat dan orang banyak menabung, namun transaksi digital semakin membesar,” tutur John.
2022 Momen Pemulihan Ekonomi Menuju Normal
Dari data-data tersebut valuasi ekonomi digital Indonesia sangat tinggi. Bahkan proyeksi hingga beberapa tahun ke depan akan tetap tumbuh seiring dengan percepatatan akselerasi digital yang dilakukan pemerintah.
“Saya yakin ini akan jadi motor pertumbuhan baru,” ungkap John.
Dia pun makin optimis dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang akan tetap tumbuh di tahun 2022. Momentum pemulihan ekonomi akan terus berlanjut menuju era kenormalan baru yang ditopang kinerja ekonomi digital.
“Saya tetap meyakini bahwa 2022 adalah momen pemulihan menuju kondisi normal,” katanya.