BCN Indonesia – Badan Pusat Statistika (BPS) memberikan penghargaan kepada 10 Desa Cinta Statistik (Cantik) terbaik tahun 2021. Penghargaan ini diberikan kepada desa-desa yang telah mengikuti program pembinaan statistik di tingkat desa dan menggunakan data statistik untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan desa.
Kepala BPS, Margo Yuwono memberikan apresiasi kepada 10 desa pemenang Award Desa Cantik. Margo mengatakan pencapaian 10 desa tersebut sangat luar biasa karena mampu menggunakan data statistik sebagai dasar pembangunan desa.
“Selamat atas kontribusi dan pencapaian yang luar bisa,” kata Margo di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Senin (6/12).
Kesepuluh desa tersebut yakni Kelurahan Beringin Jaya (Pagar Alam, Sumatra Selatan), Desa Karya Makmur (Bangka, Kepulauan Bangka Belitung), Desa Pangalengan (Bandung, Jawa Barat), Desa Maduretno (Wonosobo, Jawa Tengah) dan Desa Tamansuruh (Banyuwangi, Jawa Timur). Kemudian Desa Pesanggrahan (Batu, Jawa Timur), Desa Kutuh (Badung, Bali), Desa Mujur (Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat), Desa Apung (Bulungan, Kalimantan Utara), dan Desa Kota Raya Selatan (Parigi Moutong, Sulawesi Tengah).
Margo menuturkan, saat ini desa merupakan subjek dan ujung tombak dari pembangunan di Indonesia. Sehingga dalam mewujudkan pembangunan yang lebih baik dan tepat sasaran, desa juga harus menjadi subjek dan ujung tombak dari pengelolaan dan pemanfaatan data.
Dalam program ini BPS memberikan bantuan pendampingan kepada 100 desa yang mau ikut dalam program. Selama pendampingan, BPS memberikan bantuan sesuai dengan program yang dimiliki desa tersebut.
“Kita tawarkan dulu dan kita bantu sesuai kebutuhannya,” kata dia.
Pada program perdana rata-rata melakukan pembenahan data kependudukan, membuat monograf desa, hingga mendigitalisasi data. Program pendampingan ini pun akan terus berlangsung menyesuaikan dengan kebutuhan desa.
Sehingga kehadiran BPS di desa bukan untuk memberikan program kepada desa, melainkan membantu menyelesaikan masalah yang ada di desa. “Misalnya ada yang mau bikin monograf desa, nah kita bantu di sana. Jadi kita hadir untuk membanti mengatasi masalah mereka,” kata dia.
Margo menambahkan, program pertama ini dilakukan pada Februari 2021 lalu untuk mereka yang berminat. Tingginya antusiasme tahun ini dan melihat tingkat kebermanfaatannya, maka program yang sama juga akan dilanjutkan tahun depan dengar target 200 desa.
“Kita rencanakan tahun depan ada 200 desa terpilih dan akan terus berlanjut hingga lima tahun ke depan dengan jangkauan yang lebih luas agar bisa ke seluruh desa di Indonesia,” kata dia.