BCN Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan saat ini memilih fokus untuk memulihkan psikologi MS, pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang menjadi korban pelecehan seksual dan perundungan sesama rekannya kerjanya.
MS, melalui kuasa hukumnya sebelumnya menyurati Menkominfo Johnny G Plate agar mengevaluasi kinerja Sekretaris KPI Umri, lantaran berencana memfasilitasi dan mempertemukan MS bersama kelima terlapor di kantor KPI agar berdamai guna menyelesaikan kasus di luar hukum.
“Bahwa Kominfo, kemudian KPI, konsentrasinya sekarang ini adalah memulihkan korban psikologi korban begitu” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong saat dihubungi merdeka.com, Rabu (17/11).
Usman mengatakan, salah satu upaya Kominfo yakni dengan membentuk satu tim yang khusus menangani pemulihan MS, mulai dari psikologi, pekerjaan, sampai status kepegawaian MS.
“MS ini, terus kemudian nyamannya di mana bekerja begitukan. Itu juga harus kita perhstikan, dengan siapa dia nyaman bekerja itu kita perhatikan semua,” ujar dia.
“Kemudian, juga dengan psikolog mana dia nyaman untuk konsultasi, itu juga bagian dari kerja-kerja pemulihan yang sedang kita lakukan begitu,” tambahnya.
Terhadap Tim khusus tersebut, Usman berjanji mereka akan bekerja dengan tetap memperhatikan permintaan dari MS. Termasuk apabila ingin pindah posisi penempatan kerja.
“Kalau bekerjanya seperti apa yang membuat dia nyaman, ataukah WFH. Apakah dia nyamannya bekerja di institusi lain di dalam Kominfo itu kita perhatikan dengan siapa dia bekerja itu kita perhatikan,” sebutnya.
Sementara untuk penanganan terkait kasus yang dialami MS, Usman mengatakan jika pihaknya tetap menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian termasuk Komnas HAM yang turut menyelidiki kasus tersebut.
“Yang lain-lain diuruslah sesuai kewenangannya masing-masing. Misalkan Polisi kan sedang mengurusi juga, Komnas HAM juga. Tapi bagi Kominfo, bagi KPI yang penting adalah memulihkan kondisi korban agar bisa seperti sedia kala,” imbuhnya.
Update Kondisi MS
Pada kesempatan lain, Kuasa Hukum MS, Muhammad Mualimin mengatakan jika kliennya tersebut saat ini masih dalam proses pemulihan dan tengah menjalani pengobatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).
“Karena sudah beberapa kali berobat di RS Polri tidak menghasilkan pemulihan yang signifikan, MS akhirnya pindah berobat ke RSCM. Ini bagian dari ikhtiar korban untuk kembali sehat dan menjadi manusia yang normal,” tutur Mualimin dalam keterangannya, Rabu (17/11).
Kemudian terkait tim tersebut, Mualimin turut menyambut baik, mengingat investigasi internal KPI yang telah dilakukan pada waktu lalu terkesan tertutup, meragukan, dan tidak kredibel.
Sedangkan untuk saat ini, lanjut Mualimin, kabarnya tim tersebut bakal melibatkan dan diketuai pihak eksternal yang independen dan berjanji akan mendengar keinginan MS. Termasuk tuntutan MS kepada para terlapor yang saat ini masih berstatus sebagai pegawai KPI.
“Kami harap KPI, utamanya Sekretaris KPI Umri tidak mengintervensi kerja Tim tersebut. KPI sepenuhnya memfasilitasi kebutuhan Tim guna maksimalnya pengungkapan kebenaran serta penanggulangan pelecehan seksual dan perundungan di KPI,” tuturnya.
Sebelumnya, kasus pelecehan dan perundungan yang dialami MS oleh sesama rekan pegawai KPI yang saat ini telah ditangani Polres Metro Jakarta Pusat. Dimana kasus mencuat setelah sepucuk surat yang menceritakan MS alami alami pelecehan dan perundungan sepanjang 2012-2014.
“Selama 2 tahun saya dibully dan dipaksa untuk membelikan makan bagi rekan kerja senior. Mereka bersama sama mengintimidasi yang membuat saya tak berdaya. Padahal kedudukan kami setara dan bukan tugas saya untuk melayani rekan kerja. Tapi mereka secara bersama sama merendahkan dan menindas saya layaknya budak pesuruh.”
MS yang bekerja di kantor KPI Pusat sejak 2011 juga mengaku dipukul, dimaki dan direndahkan terus menerus dan berulang-ulang sehingga merasa tertekan, stres dan sakit.
“Puncaknya pada tahun 2015, mereka beramai ramai memegangi kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting, melecehkan saya dengan mencorat-coret buah zakar saya memakai spidol. Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi. Kok bisa pelecehan jahat macam begini terjadi di KPI Pusat? Sindikat macam apa pelakunya? Bahkan mereka mendokumentasikan kelamin saya dan membuat saya tak berdaya melawan mereka setelah tragedi itu. Semoga foto telanjang saya tidak disebar dan diperjualbelikan di situs online,” tuturnya.
“Pelecehan seksual dan perundungan tersebut mengubah pola mental, menjadikan saya stres dan merasa hina, saya trauma berat, tapi mau tak mau harus bertahan demi mencari nafkah. Harus begini bangetkah dunia kerja di KPI? Di Jakarta?” imbuhnya.