BCN Indonesia – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi laporan Financial Stability Board (FSB) atau Dewan Stabilitas Keuangan mengenai studi awal yang dapat dipetik dari pandemi Covid-19 khususnya terkait stabilitas keuangan dan kebijakan untuk meningkatkan ketahanan pasar keuangan kedepannya. Hal ini diungkapkan Menkeu pada pertemuan G20 Finance Minister and Central Bank Governor Sesi VI membahas mengenai Isu Sektor Keuangan, yang dilakukan secara virtual, Sabtu (10/07).
Selain itu, Menkeu juga mendukung penguatan dari Kelompok Kerja Aksi Keuangan untuk Pencucian Uang atau Financial Action Task Force (FATF)-Style Regional Bodies (FSRB) dalam hal meningkatkan kemampuan untuk merespon kejahatan pencucian uang dan pendanaan teroris serta melindungi integritas sistem keuangan global.
“Mengingat pentingnya FATF dan FSRB dalam mendukung yurisdiksi anggotanya untuk menerapkan standar FATF, kami mendukung kebutuhan untuk memperkuat Jaringan Global FSRB. Kami juga mendorong FATF mengidentifikasi apa saja yang diperlukan untuk menekan kejahatan pencucian uang dan pendanaan teroris kemudian melaporkan kembali secara lebih rinci kepada G20,” tutup Menkeu.
“Untuk mendukung studi tersebut, kita perlu lebih menekankan pada penggunaan inovasi digital. Tidak hanya karena pengoperasian dan ketahanan selama pandemi ini, tetapi juga sebagai momentum kebijakan stabilitas keuangan terhadap adopsi teknologi baru yang lebih luas, yang telah mengubah interaksi dan kolaborasi antar institusi ke layanan digital,” ungkap Menkeu, dilansir dari mpr.go.id
Sebagai informasi, Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ke-3 yang diselenggarakan dua hari 9 dan 10 Juli 2021, merupakan salah satu pertemuan tingkat menteri sebagai bagian dari G20 Leaders Summit 2021 yang akan diselenggarakan oleh Italia pada Oktober 2021. Pertemuan ini merupakan kesempatan penting untuk membahas dan mengembangkan lebih lanjut isu-isu relevansi internasional, sehingga membangun konsensus seputar hasil bersama yang spesifik.