BCN Indonesia – Microsoft bakal mengakuisisi penerbit dan studio pengembang game kenamaan asal Amerika Serikat (AS), Activision Blizzard. Konon, nilai transaksi tersebut mencapai 68,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 986 triliun.
Nilai akuisisi ini menjadi yang terbesar dalam sejarah akuisisi perusahaan game setelah Take-Two dan Tencent. Sebelumnya, predikat akuisisi game terbesar dipegang oleh Zynga, yang dicaplok induk perusahaan pembuat seri game Grand Theft Auto (GTA) Rockstar Games, Take-Two dengan nilai 12,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 181 triliun. Kemudian jauh sebelumnya, tepatnya pada tahun 2016, Tencent mengakuisisi developer Clash of Clans, Supercall dengan biaya 8,6 miliar dolar AS.
Pembelian Microsoft atas Activision Blizzard sendiri kabarnya belum rampung. Namun, apabila sudah selesai, Microsoft mengklaim mereka bakal menjadi perusahaan game terbesar ketiga di dunia setelah Tencent dan Sony, apabila dilihat dari segi pendapatan.
Selain itu, mayoritas game yang berada di bawah naungan Activision Blizzard nantinya juga bakal bisa dimainkan secara gratis melalui layanan Xbox Game Pass yang kini diklaim memiliki 25 juta pengguna. Beberapa di antaranya adalah seri populer seperti Call of Duty, Warcraft, Diablo, Overwatch, hingga Candy Crush.
“Setelah transaksi selesai, kami bakal menghadirkan sejumlah game Activision Blizzard ke dalam layanan xbox Game Pass dan PC Game Pass,” ujar CEO Microsoft Gaming, Phil Spencer, dikutip dari TheVerge, Rabu (19/1/2022).
Terkait akuisisi ini, CEO Microsoft, Satya Nadella juga memberikan komentar resminya. Menurut dia, pihaknya terus berinvestasi supaya Microsoft bisa menghadirkan era gaming baru kepada para penggunanya.
“Kami berinvestasi besar-besaran dalam ranah konten, komunitas, dan teknologi cloud untuk menghadirkan era baru game yang fokus di pemain, sekaligus menjadikan game aman, inklusif, dan dapat diakses oleh semua orang,” tutur Satya.
Halaman Selanjutnya ⇒