BCN Indonesia – Personel TNI diduga terlibat kerusuhan dengan menganiaya warga di RSUD Dr Ben Mboi Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, tepatnya di depan ruang isolasi pasien COVID-19. Tiga orang terluka dalam keributan itu.
Ven Masi, salah satu korban luka, mengaku dipukuli oleh anggota Satgas Covid-19 Kabupaten Manggarai yang mengaku anggota TNI.
“Di RS ini ada preman pak, keluarga kami dipukul oleh mereka, padahal kami hanya ingin tahu kondisi keluarga kami, menurut petugas kesehatan keluarga kami meninggal karena Covid,” kata Ven kepada awak media di usia keributan.
“Saya sakit pak. Sedih sekali, ayah kecilmu meninggal karena covid dan dipukul lagi,” tambahnya sambil menunjukkan Ven luka di perutnya.
Begitupun Geri, mengaku dipukul dengan helm oleh orang yang juga menabrak Ven.
Sementara itu, Agustinus Jeratu yang merupakan kepala satpam RS Dr Ben Mboi menjelaskan masalah keributan tersebut. Menurut Agustinus, peristiwa itu terjadi pada Rabu, 22 September 2021, di RS Dr Ben Mboi Ruteng.
“Saat keluarga mendiang SS datang, mereka mau masuk, karena terlalu banyak, beberapa anggota mengaku disuruh keluar, supaya tidak ramai,” kata Agus.
Perbuatan orang yang mengaku sebagai anggota TNI itu membuat keluarga yang ditinggalkan geram. Keributan pun tak terhindarkan.
“Pria itu mengimbau keluarga pasien untuk tetap berada di luar pagar. Karena tidak mau disuruh kembali ke luar area steril, keluarga SS (almarhum) bertanya di mana orang ini, siapa Anda? Makanya terjadi keributan antara keluarga pasien dengan anggotanya,” jelas Agus.
Menurut Agus, kericuhan mereda setelah pria yang diduga anggota TNI diamankan di salah satu ruangan.
“Sekitar 20 menit kemudian, dua anggota TNI dan Polri datang ke rumah sakit. Tidak lama kemudian, orang tersebut kembali ke kerumunan keluarga pasien dan memukulinya,” katanya.
“Petugas keamanan kemudian datang bergegas untuk menenangkan situasi,” tambahnya.
Terpisah, Panglima Kodim (Dandim) 1612 Manggarai, Lekol. Kav Ivan Alfa membenarkan ada keributan di RS Dr Ben Mboi Ruteng. Diakuinya, personel TNI yang terlibat huru-hara dengan warga merupakan anak buahnya dari Satuan Intelijen dan Keamanan.
“Mohon maaf, kebetulan saya sedang kunjungan kerja di Koramil Pota, secara umum masalah diselesaikan hari itu juga melalui musyawarah, masalah terjadi karena salah paham, memang benar anggota intelijen Kodim adalah anggota. dari Kodim COVID. satgas,” kata Dandim Ivan Alfa saat dihubungi, Kamis
sumber: viva.co.id