BCN Indonesia – Pertempuran pecah pada hari ketiga antara ISIS dan pasukan Kurdi di Suriah setelah kelompok teroris itu menyerang sebuah penjara yang menahan para ekstremis, menewaskan 70 orang, kata kelompok pemantau.
Serangan di penjara Ghwayran di kota Hasakeh di Suriah utara itu adalah salah satu serangan paling signifikan ISIS sejak kelompok itu kalah di Suriah sekitar tiga tahun lalu.
“Sedikitnya 28 anggota pasukan keamanan Kurdi, lima warga sipil, dan 45 anggota ISIS tewas,” jelas kepala Pemantau Suriah untuk HAM, Rami Abdel Rahman, dikutip dari Al Arabiya, Minggu (23/1).
Pemantau Suriah untuk HAM menyampaikan, ISIS melancarkan serangan pada Kamis malam di penjara yang menampung 3.500 terduga anggota kelompok teror itu, termasuk beberapa pemimpinnya.
Ratusan narapidana ekstremis sejak kejadian itu ditahan dan sekitar 10 diyakini melarikan diri.
Pemantau Suriah untuk HAM merupakan sebuah organisasi yang berbasis di Inggris yang mengandalkan sumber-sumber di dalam Suriah untuk mengumpulkan informasi.
“Situasi luar biasa berlanjut di dalam dan di sekitar penjara,” jelas Farhad Shami, juru bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi Kurdi.
Dia menambahkan, pertempuran pada Sabtu pagi berlangsung di utara penjara.
ISIS dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantor beritanya, Amaq, mengatakan serangannya di penjara itu bertujuan untuk membebaskan para tahanan.
ISIS telah melakukan sejumlah serangan menargetkan Kurdi dan pemerintah di Suriah dan sebagian besar serangan gerilya mereka menargetkan sasaran militer dan kilang minyak di daerah terpencil, tetapi serangan penjara Hasakeh dapat menandai fase baru kebangkitan kelompok tersebut.
Pihak berwenang Kurdi telah lama memperingatkan bahwa mereka tidak memiliki kapasitas untuk menahan, apalagi mengadili, ribuan pejuang ISIS yang ditangkap dalam operasi bertahun-tahun itu.
Menurut pihak berwenang Kurdi, lebih dari 50 kewarganegaraan ditahan di sejumlah penjara yang dikelola Kurdi, di mana lebih dari 12.000 tersangka ISIS kini ditahan.
Perang di Suriah pecah pada 2011 dan sejak menewaskan hampir setengah juta orang.